Alun Alun Kota Depok, Mau Ngapain Aja Bisa (Depok)

Di awal tahun 2020, Pemkot Depok memberikan kado manis buat warganya (iya, saya salah satunya), yaitu dengan diresmikannya sebuah alun-alun yang berada di kawasan Grand Depok City (GDC). Kalo dari mulut jalan masuk GDC dari arah Jalan Kartini, jaraknya lebih kurang 4 kilometer. Entah ada kendaraan umumnya atau ngga kalo kamu mau ke sini, yang pasti saya sih dateng ke sini naik kendaraan pribadi. Walaupun begitu, kamu mesti bersyukur lho alun alun ini dibikinnya di GDC yang masih relatif berada di tengah-tengah kota. Coba kalo dulu jadi dibangun di Sawangan atau Tapos yang sempet jadi wacana. Ya ampun, ga kebayang deh jauh dan macetnya kayak apa kalo kita mau ke sana.

Dibangun di atas lahan seluas nyaris 4 hektar, konon alun-alun ini merupakan janji walikota Depok, Mohammad Idris, saat kampanye dulu yang dibangun selama dua tahun, yaitu dari tahun 2018 dan baru beres banget di akhir tahun 2019. Setau saya sebagai warga baru kota Depok, memang kota yang berada di selatan Jakarta ini belum memiliki alun-alun yang layak dan memadai untuk dimanfaatkan warganya berekreasi. Ke depannya sih menurut saya pemkot Depok mesti lebih banyak berinvestasi untuk membuat ruang terbuka hijau yang berfungsi ganda sebagai sarana rekreasi warganya, mengingat minimnya fasilitas taman berukuran luas di Depok.

Lalu, seperti apa penampakan alun-alun yang dibangun dengan anggaran APBD sebesar 360 milyar ini? Saya mengunjungi alun-alun ini seminggu setelah diresmikan. Parkiran mobil terbatas, hanya bisa menampung 30 mobil saja. Sementara itu, parkiran sepeda motor kapasitasnya jauh lebih banyak, lebih kurang 200 unit bisa ditampung. Jadi ya saya sarankan sih mendingan dateng ke sini naik sepeda motor aja ya, daripada ribet nyari parkir. Karena kalo parkiran mobil penuh, ya kamu terpaksa mesti parkir di tepi Jalan Boulevard GDC. Beberapa dekorasi ada yang udah rusak aja, kayak papan nama bertuliskan “Alun-Alun Kota Depok” yang berada di bagian depan. Kalopun ke depannya bakalan tambah banyak fasilitas yang rusak, saya rasa karena material yang digunakan kurang bagus. Apalagi dikombinasikan dengan perilaku pengunjung yang kerap kurang terpuji.

Dari arah parkiran, pengunjung bisa memasuki area alun-alun melalui sebuah jembatan putih lebar dengan ornamen hiasan seperti sayap kupu-kupu dan langsung menghadapi sebuah pendopo yang berfungsi juga sebagai panggung acara. Karena ga ada apa-apa, saya langsung berjalan ke arah kiri menuju bangunan yang menjadi fitur menarik di alun-alun ini, yaitu sebuah menara pandang. Dari menara yang cukup tinggi ini, saya bisa ngeliat pemandangan di sekitar alun-alun. Spot ini wajib deh dijadiin tempat berfoto-foto.

Kalo dilihat dari modelnya sih alun-alun ini desainnya lebih seperti Monas yang memiliki berbagai fasilitas rekreasi, ketimbang seperti alun-alun Bandung yang hanya berupa lapangan luas. Sebagai ruangan terbuka hijau pun alun-alun ini belum banyak pohonnya. Pohon yang ada pun saat ini sebagian besar masih berukuran kecil-kecil karena baru ditanam. Kalopun ada yang berukuran besar, karena pohon ini emang udah ada sebelum pembangunan alun-alun. Oleh karena itu, pengunjung pun lebih banyak datang di pagi dan sore hari yang hawanya lebih sejuk. Malam hari pun juga katanya banyak sih, terutama pas malem minggu.

Fasilitas yang ditawarkan menurut saya tergolong lengkap untuk semua kalangan, dari anak kecil hingga dewasa. Ada ruang bermain anak, satu lapangan futsal dan satu lapangan basket lengkap dengan sebuah tribun penonton yang sederhana, arena skateboard, arena sepeda BMX, kolam ikan, taman air mancur (yang sayangnya waktu saya ke sana ga menyala), arena panjat tebing, jalur jogging, dan arena outdoor gym berisikan peralatan ala fitness center.

Siapapun boleh dan bisa menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut sehingga terkadang muncul interaksi antar pengunjung yang sama-sama menggunakannya. Siapa tau kita malah jadi punya kawan baru, ya ngga? Jadi, jagalah fasilitas tersebut supaya awet ya. Dan jangan lupa selalu menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Masak hal beginian aja mesti diingetin melulu?

Di alun-alun sendiri justru belum dilengkapi dengan fasilitas food court, walau katanya udah dipersiapkan, yang menurut saya penting. Warga yang lelah beraktivitas tentunya membutuhkan asupan makanan ataupun minuman. Kekosongan fasilitas ini justru dimanfaatkan oleh warga kampung yang berada di luar pagar alun-alun di bagian belakang deket arena skateboard. Ada banyak kios di sini, menjual berbagai macam jajanan murah meriah dengan kebersihan, yaa, standar kaki lima. Fasilitas lain yang belum ada mungkin public wifi. Tapi, ah, ntar malah pada dateng ke sini cuma buat nongkrong internetan ya, bukannya gerak biar badan sehat!

Senang beraktivitas di sini? Tentunya jangan lupa untuk menunaikan salat. Di sebelah kanan dari jembatan putih tadi ada sebuah mushola yang didesain seolah mengapung di atas air. Tentunya bukan bener-bener mengapung melainkan ada sebuah kolam di depannya sehingga membawa kesan damai dan sejuk.

 

Alun-Alun Kota Depok
Jalan Boulevard Grand Depok City, Cilodong, Depok
Click for Google Maps

Satu pemikiran pada “Alun Alun Kota Depok, Mau Ngapain Aja Bisa (Depok)

Tinggalkan komentar